Masyarakat adat di Kampung Nendali, Distrik Sentani Timur saat mengerjakan dermaga tambatan perahu
Sentani,– Jayapurapost.com
Kongres Masyarakat Adat Nusantara Keenam (KMAN VI) tersisah beberapa pekan kedepan pelaksanaannya di Tanah Tabi Papua, hingga saat ini masyarakat Kampung masih merasa minim dalam kesiapan fasilitas pendukung yang seharusnya disiapkan atas koordinasi Panitia Lokal KMAN VI dan Masyarakat Adat yang Kampung dan rumahnya digunakan sebagai tempat penginapan dan agenda rapat serta sarasehan.
Kepala suku Enabhu Kampung Nendali, Distrik Sentani Timur, Erick Wally mempertanyakan keseriusan Panitia Lokal KMAN VI dalam mempersiapkan sarana dan prasarana di Kampung Nendali dan sejumlah Kampung lainnya sebagai tempak perhelatan agenda KMAN VI.
“Masih ada rumah warga yang perlu di renofasi, fasilitas pendukung lainnya yang harus dipersiapkan dalam menyambut tamu dan peserta dalam kongres, koordinasi panitia sejauh ini belum ada,” ujar Erick di Sentani, Minggu (18/9/2022).
Dikatakan, Panitia lokal harus terbuka dan rutin melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kampung serta masyarakat adat. Sehingga kerja-kerja masyarakat dalam mempersiapkan diri serta fasilitas yang dibutuhkan dapat dikerjakan secara gotong royong. “Momen kongres masyarakat adat jangan dijadikan lahan bisnis dan mempermalukan masyarakat adat di kampungnya,” tegas Wally
Walau demikian, Pemerintah Kampung Nendali telah mensiasati situasi tersebut dengan mempersiapkan fasilitas pendukung yang diperlukan oleh masyarakat adat di Kampung Nendali. “Dengan kemampuan yang kami miliki, kami mencoba mempersiapkan diri, karena ini adalah kegiatan masyarakat adat. Saudara-saudara kita masyarakat adat dari daerah lain mau datang di kampung kami. Kami tidak bisa tinggal diam dan menunggu karena menyangkut nama baik, harga diri dan kehormatan kami,” jelasnya.
Hal senada juga disampaikan Kepala Kampung Putali, Henry Monim, segala kesiapan di Kampung dan pembangunan infrastruktur pendukung seperti tambatan perahu, penyediaan air bersih serta fasilitas pendukung pada rumah warga diselesaikan dengan menggunakan Alokasi Dana Kampung yang tersedia. “Kita masih menunggu koordinasi dinas pemberdayaan masyarakat kampong dan juga panitia lokal terkait persiapan dan pembangunan fasilitas pendukung lainnya,” kata Monim. (EW)