Timika-Jayapura Post.com
Sebagian besar harga kebutuhan pokok dan juga bahan bakar minyak, serta elpiji telah mengalami kenaikan harga. Namun berbeda dengan tarif angkot di Mimika yang hingga saat ini tidak kunjung ada kenaikan tarif sejak beberapa tahun terakhir.
Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kabupaten Mimika, H, Dahlan Penggeng mengatakan, sejak satu dekade medio 2010 hingga 2020 tidak ada kenaikan tarif angkutan di Mimika, namun para supir angkot tidak mengeluhkan hal tersebut.
Karena, tarif yang sering digunakan oleh para supir sudah tidak menggunakan SK Gubernur lantaran sudah tidak sesuai dengan kondisi ekonomi saat ini. Namun ada satu point tambahan yang menjadi dasar tarif di Mimika, yaitu berdasarkan kesepakatan bersama antara supir angkot dan penumpang.
“Sekian puluh tahun ini tidak ada kenaikkan tarif, karena kenaikan tarif ini berdasarkan SK Gubernur, namun ada satu point tambahan ada kesepakatan harga antara supir dan penumpang,” kata Dahlan saat ditemui di jalan Cendrawasih, Distrik Mimika Baru, Mimika, Papua, Rabu (24/8/2022).
Tentunya kondisi ekonomi saat awal tahun 2010-an berbeda dengan saat ini, namun para supir angkot masih tetap bertahan menarik angkot karena ada keuntungan yang didapat dari situ.
Untuk menyikapi kenaikan tarif angkutan, pihak Organda sudah sering kali mendatangi Kantor Dinas Perhubungan Kabupaten Mimika untuk membicarakan kenaikan tarif angkutan, namun mereka terkendala petunjuk tarif angkutan dari provinsi.
“Saya sudah seringkali kesana (Kantor Dishub) mereka tidak bisa berbuat banyak karena mereka terkendala dengan SK Gubernur untuk kenaikan tarif angkutan. Jadi kami disuruh (DPC Organda) saat ini menunggu SK Gubernur, bisa juga nanti kami akan bawa permasalahan di daerah ke Rakernas Organda di Jakarta,” ungkap Dahlan.
Sementara itu, Dahlan juga menyoroti terjadinya kelangkaan bahan bakar minyak sejak beberapa bulan terakhir, bukan karena ada dugaan penimbunan, namun ada faktor lain yaitu penjualan kendaraan yang mengalami peningkatan setiap bulannya, tanpa diimbangi dengan pasokan BBM.
“Saya sudah komunikasi langsung dengan kepala pertamina dalam hal ini sebagai penanggungjawab pengadaan bahan bakar, baik itu solar maupun pertalite dan pertamax,” kata Dahlan.
Kedepan pihak Organda akan mempelajari cara penyaluran BBM sampai ke masyarakat. Yang mana pihak Pertamina mengklaim stok yang dikeluarkan untuk kebutuhan di Mimika sudah cukup.
Pihak Pertamina sudah menghitung semua, baik kebutuhan untuk masyarakat, pemerintah dan juga TNI Polri, namun kenyataan yang terjadi dilapangan masih terjadi kelangkaan.
“Namun yang menjadi pertanyaan kenapa selalu terjadi kelangkaan-kelangkaan disemua SPBU di Mimika. Kedepan kita akan pelajari penyaluran bahan bakar ini,” ungkapnya. (Rafael)