BAGAIMANA DENGAN BANGUNAN BARU SMPN 1 SENTANI?

 

Sentani, – Jayapura Post.com

Ketua Pemuda Pencinta Lingkungan Hidup ( PPLH) Kabupaten Jayapura, Manase Bernard Taime mempertanyakan bangunan baru SMP N 1 Sentani yang telah dibangun tiga lantai di perbukitan dibelakang kompleks YPKP Sentani, setahun yang lalu seharuanya difungsikan.

“Bagaimana dengan bangunan baru, rumput ilalang di halaman nya sudah tinggi, temboknya mulai berlumut dan bagian-bagian dari pintu dan jendela mulai hilang dan rusak, ” ujar Manase saat di hubungi di Sentani, Kamis (8/9/2022).

Sebagai alumni SMP N 1 Sentani, kata Manase, sangat apresiasi apa yang dilakukan oleh Presiden Jokowi yaitu pelunasan lahan kontrak pada sekolah yang lama di jalan masuk Bandar Udara Sentani. Pemerintah Daerah Kabupaten Jayapura, dalam hal ini Bupati dan jajarannya sudah harus memikirkan kelanjutan status lahan tersebut. Lahan sekolah dengan sistem kontrak, suatu waktu pasti di palang oleh pemilik hak ulayat.

“Sebagai pencinta lingkungan, saya melihat pemerintah daerah tidak konsisten dalam pelaksanaan program kerja yang telah ditetapkan, salah satunya adalah kabupaten layak anak, ” kata Taime.

Bangunan baru SMP N1 Sentani, kata Taime, akan tinggal mubasir dan pasti akan rusak, dua pilihan yang harus dilakukan adalah tetap diatas tanah kontrakan atau pindah ke bangunan sekolah yang baru. Dalam masa kepemimpinan Bupati Jayapura yang tersisa dua bulan kedepan ini diharapkan agar persoalan-persoalan yang belum terselesaikan segera di selesaikan.

“Bangunan sekolah yang baru juga masih dalam kondisi bermasalah dengan pemilik hak ulayat. Masih banyak lahan sekolah yang belum terselesaikan, kepercayaan masyarakat pasti berkurang kepada pemerintah daerah, ” ucapnya.

Taime juga meminta kepada pihak terkait untuk mengecek proses pembangunan bangunan baru SMP N1 Sentani, apakah sudah sesuai prosedur atau tidak. Karena bangunan megah tiga lantai ini pasti dibangun dengan anggaran yang tidak sedikit, sementara dilain sisi Pemerintah Daerah masih mengontrak lahan yang saat ini ditempati SMP N1 Sentani di jalan masuk Bandara. “Anggarannya bisa saja digunakan untuk membayar masa kontrak dan membayar lunas lahan tersebut agar sembilan bulan yang lalu anak-anak sekolah tidak pinjam ruang sekolah lain, demikian juga dengan bangunan baru, lahannya dibayar lunas dan anak-anak sekolah menikmati bangunan yang baru, ” katanya.

Sementara itu, Alfred Felle salah satu masyarakat di Sentani mengatakan, puluhan tahun SMP N1 Sentani berdiri dan sudah banyak potensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang dihasilkan dari sekolah ini. “Perjalanan waktu yang cukup panjang, pola pikir masyarakat juga berkembang dan melihat hal-hal dasar yang belum terselesaikan. Salah satunya adalah hak ulayat, tanpa menyalahkan institusi yang bertanggung jawab penuh atas fasilitas pendidikan ini, seharusnya sudah diselesaikan jauh-jauh hari, katanya. (EW)