Blusukan ke Pasar Pharaa dan Pasar Lama Sentani, Cabup JMW Temukan Beberapa Persoalan

(Caption Foto): Nampak Calon Bupati (Cabup) Jayapura nomor urut 4, Yohannis Manangsang Wally ketika berbincang-bincang dengan para pedagang di Pasar Pharaa Sentani, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Selasa, 15 Oktober 2024.

 

SENTANI | Jayapura Post.com – Calon Bupati (Cabup) Jayapura nomor urut 4, Yohannis Manangsang Wally blusukan ke Pasar Pharaa Sentani, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Selasa, 15 Oktober 2024.

Cabup Yohannis Manangsang Wally yang dikenal dengan visi dan misi Jayapura Emas 2030 itu datang dan langsung menyapa para pedagang sembari membeli sejumlah dagangan yang dijual dari beberapa pedagang di pasar tersebut.

Tak hanya itu, blusukan kali ini juga JMW sapaan akrab dari Cabup Jayapura nomor urut 4 ini manfaatkan untuk mendengar aspirasi dan juga rekomendasi berupa keluhan dari pedagang pasar Pharaa Sentani.

Banyak dari mereka menyampaikan harapan kepada Cabup Jayapura nomor urut 4, bahwa mereka ingin pasar ini dibenahi terkait penataan pedagangnya, kemudian soal sampah dan juga soal kurangnya pembeli di pasar sentral tersebut.

Menyambut hal itu, John Manangsang Wally (JMW) tegas menyampaikan kepada para pedagang bahwa ia menerima semua keluhan dari para pedagang di pasar Pharaa tersebut.

Cabup dengan visi misi Jayapura Emas 2030 itulah juga menyebutkan, bahwa hasil blusukannya di Pasar Pharaa Sentani, yakni kesimpulannya sebagian besar pedagang mengeluh.

Adapun keluhannya, seperti pembeli yang sepi. Namun pedagang memilih tetap berjualan untuk bertahan hidup.

“Meskipun keadaan sepi, tetapi pedagang bisa menghasilkan uang Rp 100 -200 ribu. Setelah itu digunakan membeli kebutuhan hidup contohnya, beras dan lainnya,” sebut Cabup Jayapura yang berpasangan dengan Calon Wakil Bupati Jayapura Daniel Mebri ini kepada wartawan usai blusukan di Pasar Pharaa Sentani, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Selasa, 15 Oktober 2024.

Cabup Yohannis Manangsang Wally juga mengungkapkan, umumnya pedagang berjualan disitu bisa dibilang tidak untung, melainkan hanya untuk bertahan hidup.

Maka itulah, Cabup Yohannis Manangsang Wally mempertanyakan kenapa pasar Sentral Pharaa Sentani sepi pembeli ?. Korelasinya ternyata terdapat pada pedagang yang berjualan tidak pada tempatnya misalnya dipinggir jalan termasuk kios-kios dan toko.

“ Bukan seharusnya tidak dijual  tetapi dijual juga disana sehingga ini membuat orang membeli ditempat lain dampaknya pasar Pharaa Sentani menjadi sepi. Parahnya lagi ada lagi menggunakan motor dan mobil berjalan ,” ujarnya.

Lingkungan Pasar Kumuh

Yohannis mengungkapkan, hal lain pedagang tidak ke pasar Pharaa disebabkan lingkungan pasar yang kumuh dengan sampah berserakan, pencahayaan yang kurang atau gelap.

Keuntungan sedikit, sambung Yohannis tentunya memberatkan para pedagang ditambah lagi beban potongan pajak seperti, resmi dan pungutan lain contohnya sampah. Itu yang membuat mereka berat sehingga pedagang membutuhkan pertolongan seperti membuat perda kemudian pengawasannya.

“ Didalamnya diatur tidak boleh lagi ada tempat-tempat berjualan yang bukan pada tempatnya dan penjualan yang dilakukan harus sesuai fungsinya. Kalau toko, toko apa begitupun kalau kios, kios apa dan tidak boleh nambah-nambah. Ini yang harus dilakukan agar fungsi pasar kembali hidup sehingga hasilnya bisa memberikan hidup kepada para pedagang,” sambungnya.

Persoalan Kedua Adalah Kebersihan

Yohannis Manangsang Wally mengaku, soal kebersihan di Pasar Pharaa Sentani sulit tercapai sebab keluhan tenaga-tenaga fungsi pasar tersebut tidak memiliki honor yang memadai atau layak sehingga secara otomatis membuat malas bekerja apalagi pekerjaan dengan resiko.

“ Jadi, pekerjaan membersihkan sampah itu merupakan orang-orang berjasa sehingga kita mesti memberikan honor yang lebih bukan kurang sebab mereka bekerja dengan resiko.  Bayang saja, jika mereka tidak bekerja apa yang terjadi. Itu yang mesti dipikirkan bersama dan tak boleh dibiarkan. Jika ada jaminan kesejahteraan ditambah jaminan kesehatan, tentunya membuat mereka akan bekerja dengan penuh tanggungjawab ,” imbuhnya.

Selain itu, Cabup Jayapura Yohannis Manangsang Wally Juga Blusukan di Pasar Lama Sentani

Kesimpulannya kondisi pedagang lebih memprihatinkan sebab pedagang berjualan diatas got atau pembuangan air beralaskan papan dengan dibawahnya penuh sampah.  Jadi itu pemandangan yang sangat tidak manusiawi.

“Kita tidak bekerja untung rugi tetapi hati Nurani kita mesti perbaiki sehingga kedepan tidak boleh lagi. Oleh sebab itu, penataan pasar lama Sentani harus sudah urgent bahkan dilakukan dengan baik sehingga pedagang bisa menjadi nyaman ,” kata Yohannis.

Temui Para Pengendara Ojek

Yohannis berbincang-bincang dengan tukang ojek di Pasar lama Sentani. Hasilnya, ternyata ojek selama ini tidak memiliki pangkalan atau tempat berteduh dari cuaca hujan dan panas.

“ Kita jangan anggap mereka sepele sebab merekalah yang mengantar keluarga kita dari satu tempat ketempat lain dengan cepat dan praktis sehingga mereka mesti diberi satu tempat yang spesial. Maka itu,mereke bisa diberikan asuransi kesejahteraan,” katanya.

Yohannis menjelaskan, jika dia tidak mengojek setidaknya dia mendapat subsidi sehingga jika tidak dapat setidaknya dia ada juga dapat. Mungkin sebulan sekali atau seminggu sekali, kita harus bantu disitu supaya ketika dia tidak dapat penumpang setidaknya ada yang didapatkannya termasuk memperhatikan resiko pekerjaan juga ,” jelasnya.

Menurut Yohannis, Tukang ojek juga dibekali identitas seperti, jaket atau helm. Paling tidak nama ditempel dibelakang jaketnya sehingga memudahkan penumpang mengingat dan menggunakan jasanya. Hal lain mencegah niat jahat terhadap penumpang. Ini yang mesti dibenahi dengan struktur dan control yang jelas dengan ketua sebagai penanggungjawab pangkalan ojek,” pungkasnya. (Fan)