Foto : Narasumber dalam WORKSHOP PAPUAN WOMEN AND CULTURAL EXISTENCE
JayapuraPost.com || Menyambut Peringatan Hari Mayarakat Pribumi (Indegenious People) yang dirayakan setiap tanggal 09 Agustus ,maka Dewan Adat Papua bekerjasama dengan Lembaga Penelitian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Papua menggelar Whorkshop Papuan Women and Cultural Existence, di MESS DPR Papua jumat (05/07/2002)
Dengan mengusung Thema :”Peran Perempuan Papua Dalam Melestarikan,mempertahankan existensi Budaya dan kehidupan Masyarakat Asli Papua “kegiatan ini menampilan beberapa Narasumber perempuan yang sangat berkopeten diataranya Ketua komisi IV DPR Papua Herlin Beatrix M Monim, SE, Sekwan DPR Papua DR,Juliana Waromi,SE,M.Si ,Marlina Flassy ,M.Hum selaku Dekan FISIP Uncen dan Naomi Marasian selaku Direktur PT PPMA,beserta tamu undangan
Workshop ini dibuka secara daring Oleh Sekjen Dewan Adat Papua Leonard Imbiri yang sangat mendukung terselenggranya kegiatan Wokshop ini.
Leonard mengatakan bahwa Peringatan hari Pribumi ini mau mengingatkan kita untuk sama sama berjuang mengembalikan peran Perempuan dalan identitas yang sesungguhnya.
“Sosok Perempuan adalah kelompok yang sangat rentan menghadapi berbagai persoalan,perempuan sering menjadi sosok dari penindasan , penjajahan dan ketidak adilan,maka Peringatan Hari pribumi ini saya mengajak kita semua para kaum perempuan mari bangkit dan berjuang untuk kembalikan jati diri Perempuan Papua sebagai pejuang kehidupan “ujar Leo
Ketua Komisi IV DPR Papua, sekaligus Politisi Partai Nasdem Herlin Beatrix Monim, SE dalam pemaparan materinya mengatakan bahwa tujuan dilakukan kegiatan ini atas dasar latar belakang peran perempuan dan sekelumit tantangan yang dihadapi dalam mempertahankan Eksistensi Budaya dan masyarakat asli papua
Berawal dari berbagai konsep masalah masalah itu ,maka kami ingin merampungkan suatu pikiran-pikiran positif bahwa perempuan Papua dalam segala bentuk aktivitas dan tanggungjawab yang berbeda-beda, namun kita punya tugas yang satu untuk mempertahankan eksistensi dan melestarikan budaya,” kata Beatrix Monim yang akrap disapa mama monim
“Hasil dari semuanya ini kita harapkan ada regulasi dan kita minta keterlibatan pemerintah bersama-sama perempuan, yang ada di dalam Dewan Adat untuk terlibat di dalamnya dalam memproteksi perempuan Papua,” harapnya.
Ditambahkan Herlin Monim ,walaupun banyaknya provinsi yang akan dimekarkan ,namun adat dan budaya tetap satu dalam satu tatanan adat yang sama sekalipun kita mempunyai 250 suku budaya namun tatanan adat kita adalah satu.
Harapnya hasil Workshop ini akan dibawah dalam Kongres AMAN di bulan oktober nanti di Kabupaten Jayapura –Sentani ,karena saat itu akan ada semua tokoh adat seluruh Provinsi sehingga akan disampaikan pikiran pikiran ini ,dan semua tokoh adat diharapkan harus menyuarakan ini sampai tingkat nasional
Monim juga berharap hasil workshop ini akan dibawa dalam Audiens bersama Sekwan untuk dibawa kepada gubernur melalui Sekda untuk menerima hasil pertemuan ini sebagai dukungan bagaimana mempertahakan dan melesatarikan Adat Papua
Sementara itu,Sekretaris Dewan DPR Papua ,DR Juliana Waromi,SE,M,Si menghimbau kepada perempuan Papua untuk bersatu, bangun kerjasama yang baik sehingga Perempuan mampu dihargai .
Juliana waromi juga berharap perempuan Papua harus melestarikan dan mempertahankan eksistensi adat papua.
“Khusus perempuan Papua saya berharap harus mempertahankan eksistensi budaya dan adat Papua ,jangan sampai terpisah atau kita lalaikan. Ini harus kita jaga, biar ke depan itu tetap dipertahankan. Saya berharap workshop ini tidak hanya sampai di sini saja, tetapi harus ada tindak lanjutnya ke depan,” tandas Juliana Waromi.
Oleh karena itu, kata Politisi Partai NasDem ini, perempuan harus duduk bersama untuk melahirkan catatan, bukan hanya diatas kertas saja, namun pihaknya di lembaga DPR Papua memikirkan setelah workshop itu, bisa menghasilkan regulasi untuk melindungi dan memberdayakan perempuan Papua.
Sementara itu .Direktris PT PPMA, Naomi Marasian menambahkan bahwa workshop ini bertujuan untuk mendorong peran perempuan dalam eksistensi budaya dan kehidupan masyarakat asli Papua..
Lanjut Naomi ,untuk memperkuat adat itu menjadi hal yang sangat penting guna keberlangsungan dari sebuah kehidupan yang berkaitan dengan manusia dan alam semesta.
“Saya sangat berharap hasil dari Workshop ini menjadi PR kita bersama baik itu pemerintah, legislatif, eksekutif, Tokoh Agama,Pemuda dan Prerempuan ,untuk menjaga dan memelihara Eksistensi Adat papua “tandasnya
(Angel )