Foto : Guru dan Siswa SD YPPK Gembala Baik saat berfoto bersama dengan Plt Sekda Kota Jayapura dan Ibu Kabid Kebudayaan usai acara FTBI Tahun 2025 (Dok : Jayapura Post)
JAYAPURA, Jayapura Post.Com – Lagi lagi SD YPPK Gembala Baik Abepura torehkan prestasi dibidang Pendidikan. Kali ini ada sejumlah siswa mengikuti berbagai lomba di Festifal Tunas Bahasa Ibu Port Numbay Tahun 2025, disalah satu hotel di Kota Jayapura,pada Jumat (19/09/2025)
Suasana haru dan bangga menyelimuti keluarga besar SD YPPK Gembala Baik dimana dalam ajang bergengsi Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Port Numbay 2025, salah satu siswinya, Yenlie Loes Lusia Sege sukses mengukir prestasi dengan meraih Juara 1 Lomba Pidato Bahasa Nafri .
Keberhasilan ini semakin istimewa karena diraih dalam waktu persiapan yang singkat, hanya dua minggu. Namun dengan tekad, kerja keras, dan semangat belajar yang tinggi, Yenlie berhasil membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah halangan untuk berprestasi.
“Saya sangat gembira dan bahagia bisa meraih juara 1 Lomba Pidato Bahasa Nafri. Awalnya saya sempat gugup karena peserta lain terlihat hebat-hebat, tapi saya percaya diri, berdoa, dan berusaha sebaik mungkin. Terima kasih kepada guru-guru yang sudah membimbing saya. Ke depan, saya ingin belajar lebih giat lagi agar bisa tampil di lomba yang lebih besar,” ungkap Yenlie dengan mata berbinar.
Bagi sekolah, kemenangan ini adalah buah kerja keras bersama. Wakil Kepala Sekolah SD YPPK Gembala Baik Marudut Siahaan, yang turut hadir tak bisa menyembunyikan rasa syukurnya.
“Puji Tuhan, anak-anak kami membawa pulang banyak prestasi dari FTBI 2025. Selain juara 1 yang diraih Yeslin, kami juga meraih juara 3 pidato bahasa Nafri, dan juara harapan 1 dan 2 Lomba mendongeng. Prestasi ini membuktikan bahwa dengan kesungguhan, anak-anak mampu mengharumkan nama sekolah,” ujarnya bangga.
Namun perjalanan menuju kemenangan tidaklah mudah. Bahasa Nafri sebagai bahasa ibu kini semakin jarang dituturkan. Pihak sekolah harus berjuang keras mencari penutur asli untuk dijadikan sumber belajar.
“Awalnya sangat sulit. Kami harus bolak-balik ke kampung mencari penutur yang masih fasih berbahasa Nafri. Setelah kami rekam, barulah materi itu diajarkan ke anak-anak. Syukurlah, semangat belajar mereka tinggi sehingga bisa menguasainya dengan baik,” ungkap salah satu guru pendamping lainnya Paulina Dwi Setya kKrana
Bagi SD YPPK Gembala Baik, kemenangan ini lebih dari sekadar juara . Ini adalah bukti nyata bahwa melestarikan bahasa ibu adalah bagian penting dari menjaga jati diri dan budaya Papua.
“Semangat Yeslin dan teman-temannya menjadi inspirasi bahwa generasi muda mampu menjadi garda terdepan dalam menjaga warisan leluhur.”tutup Ibu Guru Bahasa Indonesia Paulina
Festival Tunas Bahasa Ibu Port Numbay 2025 pun menjadi saksi: dari keterbatasan lahirlah prestasi, dari kerja keras tercipta kebanggaan, dan dari semangat anak-anak Papua, lahir harapan baru untuk masa depan bahasa ibu. (Redaksi/Lnny)