Guna pengembangan Kawasan Pariwisata di Kampung Ipaya ,Pemkab Mimika gelar seminar penyusunan master plan di ruang rapat kantor bapeda
Timika- Jayapurapost.com || Dalam rangka pengembangan kawasan pariwisata di Kampung Ipaya, Distrik Amar, Mimika, Papua. Pemerintah Kabupaten Mimika menggelar seminar pendahuluan penyusunan master plan di ruang rapat Kantor Bappeda
Seminar tersebut dipimpin langsung oleh Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Keuangan Setda Mimika, Maria Rettob mewakili Plt Bupati Mimika dan diikuti oleh sejumlah OPD terkait serta pihak konsultan dari PT Satria Creasindo Prima yang hadir sebagai pemateri.
Maria Rettob menjelaskan, Kampung Ipaya adalah salah satu daerah tujuan wisata yang akan dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Mimika.
“Kawasan ini mempunyai potensi yang besar sehingga perlu ditingkatkan untuk menjadi satu kawasan yang menjadi kawasan pariwisata pantai,” ujarnya.
Ia mengimbau agar setiap pembangunan fisik yang nantinya dimasukkan ke dalam master plan tidak mengganggu atau menghilangkan aspek budaya yang ada di kawasan tersebut.
“Untuk itu, di awal pembentukan master plan ini, kita dapat melihat penjelasan dari pihak konsultan sehingga setelah ini kita bisa mencatat dan memberi masukan kepada konsultan yang akan menangani pengerjaan ini,” katanya.
Selain itu, dampak lingkungan juga harus benar-benar diperhatikan. Sebab, sasaran yang ingin dicapai dari program master plan ini adalah untuk meningkatkan kualitas lingkungan kawasan pariwisata Ipaya.
“Perencanaan harus dilakukan secara baik sehingga tidak menimbulkan hal hal yang tidak diinginkan terjadi di lingkungan pariwisata tersebut,” tegasnya.
Untuk diketahui, Ipaya merupakan salah satu dari 26 destinasi wisata di Kabupaten Mimika, Papua. Berdasarkan hasil survei oleh PT Ksatria Satria Creasindo Prima, Kampung Ipaya sebagai destinasi wisata telah memenuhi empat kriteria, yakni keindahan, keunikan, kealamiahan, dan kekhasan.
“Keindahan itu termasuk kondisi alamnya seperti pantai pasir dan hutan mangrove. Keunikannya dapat melihat sunset dari titik yang strategis. Ipaya juga memang belum ada secara masif pembangunan yang dapat mengganggu keunikannya. Kekhasan tentu karena pantai ini berada di bumi cendrawasih yang secara karakteristik budayanya sangat potensial,” jelas Firdaus, Konsultan PT Satria Creasindo Prima.
Di samping itu, lanjut Firdaus, terdapat tiga pendekatan yang harus dibangun untuk menunjang pengembangan kawasan wisata Ipaya, yaitu accessibility, aminities, dan attraction.
“Accessibility atau aksesibilitas, orang mau berwisata kalau aksesnya cepat, murah, dan jelas rutenya. Kalau tidak jelas, maka orang cenderung tidak tertarik. Kemudian aminities atau fasilitas sarana prasarana, meski pun kita punya empat kriteria, tetapi kalau tidak didukung dengan sarana prasarana seperti air minum, listrik, telekomunikasi, tempat restoran, tempat tinggal homestay, dan sebagainya, itu pun tidak akan maksimal karena orang akan merasa tidak nyaman,” terangnya. (Rafael).