JAYAPURA, JayapuraPost.com – Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H/2025 M yang digelar masyarakat Pangkep Kota Jayapura di Pemancingan Aji Kencana, Distrik Muara Tami, Sabtu (27/9/2025), menjadi momen yang sarat makna. Bukan hanya ruang silaturahmi, tetapi juga panggung komitmen bersama untuk menjaga harmoni di tanah rantau.
Hal ini ditegaskan Wakil Wali Kota Jayapura Dr. Ir. H. Rustan Saru, MM, saat menyampaikan sambutan di Peringatan Maulid Nabi SAW KOmpak Kota Jayapura.
Rustan Saru menyampaikan Maulid Nabi harus dijadikan momentum untuk memperkuat etika, kebersamaan, dan tanggung jawab sosial warga perantau, khususnya masyarakat Pangkep yang selama ini dikenal memiliki integritas tinggi.
“Kita di tanah rantau harus ingat pesan orang tua. Kalau orang tua bicara, kita dengar. Itu tolok ukur keberhasilan kita dalam bermasyarakat. Pemerintah tidak ingin ada kerukunan yang justru menimbulkan keonaran,” ujar Rustan dengan nada mengingatkan.
Sebagai Pemerintah, Rustan juga menyinggung kondisi ekonomi Kota Jayapura yang tengah lesu. Pertumbuhan ekonomi hanya di angka 4 persen, jauh dari target 6 persen. Situasi ini, katanya, menuntut semua pihak untuk meningkatkan kepedulian sosial.
Ditegaskannya kondisi perekonomian saat ini sangat sulit tetapi jangan membuat sebuah perpecahan. Justru harus saling menopang. Warga Pangkep yang dikenal sukses diharapkan mampu berbagi berkat dengan Masyarakat yang kurang mampu.
“Saya berharap masyarakat Pangkep yang terkenal kompak bisa menjadi berkat bagi sesama. Jangan hanya kuat di internal, tapi juga menolong yang lemah, merangkul yang kesulitan. Itu wujud nyata meneladani akhlak Rasulullah,” tegasnya.
Ia menegaskan, kerukunan seperti KOMPAK bukan hanya wadah silaturahmi, melainkan juga harus hadir sebagai energi sosial yang membawa manfaat nyata bagi lingkungan sekitar.
Rustan juga mengingatkan, di tengah tekanan ekonomi, sedikit saja kesalahan bisa memicu gejolak sosial, apalagi melalui media sosial. Karena itu, ia meminta masyarakat tetap mengedepankan komunikasi, sabar, dan menahan diri.
“Kalau ada masalah, jangan main hakim sendiri. Itu berbahaya. Mari kita jaga Jayapura tetap aman, damai, tenteram, dan harmonis. Dengan kekompakan, kita bisa melewati situasi sulit ini,” sambungnya..
Rustan Saru juga mengurai bahwa di tengah keterbatasan anggaran—APBD 2025 dipotong dari Rp1,6 triliun menjadi Rp1,4 triliun dan akan turun lagi menjadi Rp1,1 triliun di tahun 2026—Rustan menegaskan pemerintah kota tetap bekerja untuk rakyat.
Ia memaparkan beberapa program, mulai dari “Torang Bertanya, Wali Kota Menjawab”, penyediaan lahan pekuburan gratis, hingga dorongan agar pedagang kaki lima dan pekerja non-formal segera mengurus BPJS agar mendapat pelayanan Kesehatan dengan baik. Selain itu, insentif juga disiapkan untuk kader posyandu dan guru mengaji.
“Jayapura ini miniatur Indonesia. Banyak agama, banyak suku. Jangan mudah terprovokasi. Mari kita bermitra dengan pemerintah agar kota ini tetap aman,damai dan tentram bagi seluruh yang mendiami Kota Jayapura ini,” imbuh Rustan.
Ia juga mengapresiasi langkah masyarakat Pangkep yang mendukung program ramah lingkungan dengan meninggalkan penggunaan botol plastik.
Sementara itu Ketua BPW KOMPAK Papua, Drs. H.M. Haedar Muharrar, M.Si, menegaskan bahwa Maulid Nabi adalah sarana mempererat persaudaraan warga Pangkep di tanah rantau.
“Ini bukan hanya perayaan keagamaan. Ini adalah silaturahmi. Di sini kita saling mengenal, mendukung, dan menolong. Sebagaimana pepatah, di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung,” ungkapnya.
Senada itu Ketua KKSS Kota Jayapura, Djunaedi Rahim, menambahkan bahwa kekompakan adalah ruh organisasi. Dari 14 pilar yang ada, seluruhnya hadir dan aktif.
“Kepengurusan harus bisa menjadi pengayom. Bukan sekadar formalitas,” tegasnya.
Sementara Ketua DPC Jayapura Selatan, H. Andi Taslim, mengaku bangga melihat antusiasme warga.
“Hari ini bukti bahwa masyarakat Pangkep selalu kompak di mana pun berada. Saya berterima kasih kepada semua pengurus yang bekerja keras,” ujarnya.
Perayaan Maulid Nabi kali ini bukan sekadar ritual tahunan. Ia telah menjelma menjadi simbol persatuan, wadah kebersamaan, dan ruang kontribusi nyata masyarakat Pangkep di Kota Jayapura.
Di tengah tantangan ekonomi, keterbatasan anggaran, dan kompleksitas sosial Papua, perantau dari Pangkep menunjukkan peran strategis: menjaga harmoni, menebar toleransi, sekaligus menjadi mitra pemerintah dalam membangun kota yang aman, damai, dan inklusif. (Redaksi/Lnny)