SENTANI – Jayapura Post.Com -Hilai 1 Syawal 1446 H belum tampak di Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua. Hal ini ditegaskan Ketua Tim Teknis Rukyatul Hilal Kanwil Kementerian Agama Provinsi Papua, melalui Suroto, di Hele’ Yo, Kampung Sereh, Sentani, Sabtu (29/03/2025) bertepatan dengan 29 Ramadhan 1446 H.
Mengacu data Tim Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah V yang turut serta dalam Tim Teknis Rukyatul Hilal ini, berdasarkan perhitungan astronomi, pada 29 Ramadan 1446 H, ketinggian hilal di titik pemantauan di Kabupaten Jayapura mencapai -2,790 derajat, elongasi 2,80 derajat, sedangkan di Sabang -1,069 derajat dan elongasi 1,61 derajat. Dengan demikian, dipastikan hilal masih berada di bawah ufuk, sehingga bulan Ramadan akan digenapkan, atau istikmal, menjadi 30 hari.
Sejalan dengan penjelasan Dirjen Bimas Islam Abu Rokhmad, sebagaimana dilansir kemenag.go.id, meskipun secara astronomi hilal diperkirakan berada di bawah ufuk dan sulit terlihat, rukyat tetap dilakukan. Menurutnya, hal ini bukan sekadar formalitas, tetapi bentuk penghormatan terhadap metode yang dianut oleh sebagian masyarakat serta upaya pengembangan ilmu pengetahuan.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Papua, Klemens Taran, melalui Kepala Bidang Haji dan Bimas Islam Kanwil Kemenag Papua, Musa Narwawan, menegaskan bahwa untuk penentuan 1 Syawal menunggu hasil sidang Isbat yang dipimpin Menag.
Lebih lanjut Suroto menjelaskan bahwa
pemantauan hilal (rukyat) di 33 lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia, juga di Provinsi Papua, kecuali di Provinsi Bali karena bertepatan dengan perayaan Hari Raya Nyepi.
Berdasarkan data perhitungan atau hisab, sejalan dengan data yang dikemukakan Kepala BBMKG Wilayah V, Yustus Rumakik, ijtimak (konjungsi) akan terjadi pada Sabtu, 29 Maret 2025, sekitar pukul 19.57 WIT. Saat matahari terbenam, ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia berada di rentang -3° 15,47′ hingga -1° 4,57′, dengan sudut elongasi antara 1° 12,89′ hingga 1° 36,38′.
Posisi hilal tersebut menurut Ketua Tim Teknis Rukyatul Hilal, belum memenuhi kriteria visibilitas hilal (Imkanur Rukyat) yang disepakati oleh Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS), yaitu tinggi hilal minimal 3 derajat dan sudut elongasi 6,4 derajat.
Berdasarkan data ketinggian dan elongasi hilal tersebut, maka diperkirakan 1 Syawal akan jatuh tanggal 31 Maret 2025, karena ketinggian hilal masih di bawah ufuk dan akan diistikmalkan Ramadan menjadi 30 hari.
Keputusan resmi mengenai tanggal 1 Syawal 1446 H akan diumumkan oleh pemerintah setelah sidang isbat pada 29 Maret 2025. Masyarakat diharapkan menunggu pengumuman resmi tersebut sebagai pedoman dalam merayakan Hari Raya Idulfitri.
Musa Narwawan menjelaskan, tentu di Papua lebih duluan melaporkan dan terakhir dari Aceh, sebelum sidang Isbat. Data dari seluruh Indonesia kan dilaporkan ke Tim Hisab Rukyat Pusat.
Kepala BBMKG Yustus Rumakik, menyatakan
bahwa pemantauan hilal ini tidak hanya perhitungan astronomis namun sangat bermakna bagi umat Islam dalam penentuan ibadah mereka.
“Hilal mustahil terlihat karena di bawah ufuk, namun tetap dibutuhkan sebagai data pada sidang Isbat di Kementerian Agama Provinsi Papua,” ujarnya.
Pemantauan Hilal terselenggara di 33 titik lokasi di seluruh Indonesia, termasuk di Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua.
Hadir pada kesempatan ini perwakilan PTA Jayapura, Haeruddin, Hakim Pengadilan Agama Sentani, Iqbal Fahri Hasan, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jayapura Steven Alexander Wonmally, tim dari Badan Meteorologi Klimataologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah V Jayapura dan Tim Urusan Agama Islam dan Bina Syariah.
Untuk diketahui, agenda Sidang Isbat yang digelar hari ini di Auditorium H.M. Rasjidi Kemenag RI, Jl. M.H.à Thamrin No. 6 Jakarta Pusat, mencakup Seminar Posisi Hilal, yang terbuka untuk umum dan terselenggara secara live streaming, pukul 16.30 WIB, atau 18.30 WIT., pelaksanaan Sidang Isbat yang berisfat tertutup untuk umum, pada pukul 18.30 WIB atau 20.30 WIT., dan Konferensi Pers Penetapan 1 Syawal 1446 H yang juga terselenggara secara live streaming melalui kanal YouTube Kemenag RI dan Bimas Islam TV.(redaksi/Rls)