Caption : Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw saat foto bersama seluruh tokoh masyarakat adat se Kabupaten Jayapura di halaman upacara gunung merah Sentani, Rabu (30/11/2022)
Sentani – Jayapurapost.com || Masa-masa terakhir dalam kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Jayapura yang akan berakhir pada 12 Desember 2022 mendatang, Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw melakukan pertemuan dan tatap muka bersama seluruh pemimpin, tokoh masyarakat adat di Kabupaten Jayapura yang mana pertemuan tersebut dilaksanakan di halaman upacara gunung merah Sentani, Rabu (30/11/2022).
Pertemuan yang diawali dengan renungan singkat oleh Pdt. Alberth Yoku yang juga sebagai Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama ( FKUB) Kabupaten Jayapura, berjalan dengan penuh hikmat hingga selesai.
Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw dalam kesempatan tersebut usai renungan singkat, dalam sambutannya menyampaikan banyak terimakasih kepada seluruh tokoh masyarakat adat yang telah memberikan dukungan penuh selama periode 2011-2016 periode pertama, dan periode kedua 2017-2022.
Mathius menyebutkan, 10 tahun adalah waktu yang sangat singkat dalam kepemimpinan dua periode, karena masih banyak hal yang belum dikerjakan bagi kepentingan masyarakat di seluruh Kabupaten Jayapura, secara khusus masyarakat adat.
“Sebelum menjabat sebagai bupati jayapura, saya kerja di lembaga swadaya masyarakat, mengurus semua kepentingan masyarakat adat. Dan atas dukungan masyarakat adat, saya dipilih menjadi bupati jayapura. Oleh sebab itu, didalam semua kebijakan pembangunan, masyarakat adat prioritas saya dalam pelaksanaan pembangunan selama sepuluh tahun ini,” ujar Bupati Mathius.
Dikatakan, dalam perjalanan selama memimpin Bumi KhenaMbai Umbai ini, banyak daerah yang datang melakukan study banding perihal Kampung Adat disini ( Kabupaten Jayapura) bahwa, mereka di daerah lain juga ingin punya regulasi dan sistem pemerintahan Kampung Adat seperti yang sudah ada di Kabupaten Jayapura.
14 Kampung Adat, ujar Awoitauw, yang resmi diakui negara dan telah mendapat nomor registrasi Kampung Adat. 33 Kampung dalam pengusulan dan sudah diterima seluruh berkasnya oleh Kementerian Dalam Negeri. Pemetaan wilayah adat pada 9 Dewan Adat Suku ( DAS) sedang dalam proses penyelesaiaan, serta pengukuhan hutan adat. Secara signifikan dampaknya memang belum terlihat saat ini, tetapi langkah awal yang dilakukan saat ini akan menentukan hari esok dan masa depan yang lebih baik dari saat ini .
“Tanah dan hutan tidak boleh dijual belikan, badan usaha masyarakat adat segera dibentuk disetiap kampung agar ketika ada investor dari luar yang hendak berinvestasi di kampung adat, maka masyarakat nya sudah siap untuk kerja sama. Kontrak kerja sama dengan durasi waktu yang ditentukan, hasilnya bagi anak-anak dikampung untuk melanjutkan pendidikan dan setelah kembali ke kampung akan bekerja di perusahaan investasi tersebut, jika habis masa kontrak, investor nya pulang, perusahaan investasi tersebut dilanjutkan oleh anak-anak kita sendiri,” jelasnya.
Diakhir sambutan,Bupati dua periode ini berpesan bahwa, pilihlah pemimpin yang akan bekerja atas kemauan masyarakat. Saya maju jadi Bupati Jayapura atas kemauan masyarakat adat, oleh sebab itu selama 10 tahun fokus untuk masyarakat adat.
“Pada 24 oktober 2022 kemarin, sudah kita peringati hari kebangkitan masyarakat adat yang kesembilan tahun bersama dengan kongres masyarakat adat nusantara. Dalam kongres masyarakat adat nusantara, ada banyak pengakuan dan apresiasi dari masyarakat adat yang datang kesini, ini bukan hal yang kita buat-buat, tetapi ini adalah jati diri kita sebagai masyarakat adat yang kita tunjukan kepada masyarakat adat lain yang datang kesini. Saya atas nama pribadi dan juga sebagai bupati menyampaikan banyak terimakasih atas dukungan dan partisipasi seluruh masyarakat adat dalam kongres masyarakat adat yang berlangsung di tanah tabi kabupaten jayapura pada oktober 2022 lalu,” ucapnya. (EW)