MIRIS SEKOLAH NEGERI  DI KAMPUNG ASMAT-POMAKO MEMPERIHATINKAN

 

Tokoh masyarakat Mimika-Wee, Marianus Maknaipeku

 

Timika,-Jayapurapost.com || Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Mimika tahun 2022 mencapai 4 Triliun lebih, namun tidak mampu untuk memberikan tempat belajar yang layak dan nyaman bagi sebagian kecil anak negeri di Mimika.

 

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika hanya memikirkan hal-hal besar namun tidak melihat hal kecil berupa bangunan sekolah yang menjadi sarana belajar dan bermain bagi anak usia sekolah.

Seperti yang terlihat kondisi sekolah negeri SD-SMP Satu Atap (Seatap) di Kampung Asmat – Pomako Distrik Mimika Timur, Mimika, Papua yang sangat memperihatinkan.

Lapangan upacara dan jembatan masuk sekolah yang terbuat dari kayu sudah rusak parah sehingga sangat membahayakan anak anak sekolah apabila menggelar upacara, apel atau bermain pada saat jam istirahat.

Bahkan anak-anak sering terjatuh karena kondisi papan yang ada di lapangan upacara dan jembatan masuk di sekolah lapuk dan rusak sehingga rawan patah.

“Sebagai anak adat, saya sangat perihatin dengan sekolah negeri satu atap ini,” kata tokoh masyarakat Mimika-Wee, Marianus Maknaipeku, saat ditemui di bilangan jalan Budi Utomo, Distrik Mimika Baru, Mimika, Papua, Minggu  (18/9/2022).

Menurutnya, SD SMP satu atap milik pemerintah yang berada di wilayah Pomako, mau dan tidak mau sekolah tersebut menjadi alternatif bagi anak-anak untuk bersekolah, karena letak sekolah tersebut menjadi yang terdekat dibandingkan sekolah lainnya, sehingga perlu mendapat perhatian dari pemerintah.

Lapangan yang sering digunakan untuk apel dan bermain dalam kondisi tidak layak digunakan, ditambah lagi dengan jembatan masuk yang rusak. Jika tidak diperbaiki, tentunya sangat membahayakan anak-anak.

“Ini sekolah negeri bukan swasta. Saya punya anak-anak semua sekolahnya disitu. Sekolah ini dibangun oleh pemerintah mohon tolong di perhatikan sekolah di Kampung Asmat-Pomako,” terang Marianus.

Marianus mengatakan rata-rata anak yang bersekolah disitu adalah anak anak asli Mimika, oleh karena itu wajar bila sekolah tersebut mendapatkan perhatian serius dari Pemerintah Daerah melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Mimika.

“Itu sekolah dipakai oleh anak anak Papua sendiri, kebanyakan anak anak Kamoro yang ada disitu.Saya mohon kepada pemerintah terutama DPRD, cobalah melihat dan bisa mengusulkan kepada Dinas bersangkutan,”kata Marianus. (Rafael)