MRP Pokja Agama Markus Kayoi Gelar Penjaringan Aspirasi Masyarakat

 

 JAYAPURA –  Jayapura Post.Com  –Majelis Rakyat Papua (MRP) menggelar agenda  penjaringan aspirasi masyarakat Triwulan pertama  di Hotel Maxone Kota Jayapura pada, Kamis (24/04)

Dalam kegiatan ini Majelis Rakyat Papua (MRP)  menjaring aspirasi tentang Efektivitas Kemanfaatan Dana Otonomi Khusus (Otsus) bagi Orang Asli Papua (OAP).

Markus Kayoi  salah satu Anggota MRP dari Pokja Agama melaksanakan penjaringan aspirasi masyarakat tersebut dengan mengundang pihak-pihak terkait atau stakeholder .

 

Dalam pertemuan yang dibuka oleh Walikota Jayapura diwakili Staf Ahli Walikota Bidang SDM dan Kemasyarakatan, Sem Stenly Merauje, S.pak., M.M, mengatakan sebagai Pemerintah Kota Jayapura memberi apresiasi dan dukungan atas kegiatan yang dilaksanakan Majelis rakyat Papua.

“Kami pemerintah kota menyambut baik apa yang digagas oleh Angkota MRP dari Pokja Agama. Sangat baik untuk mengkritisi Otsus jilid II ini yang telah disampaikan gamblang bahwa sekarang ini dia sedikit berbeda dari yang lalu,” ungkap Sem Merauje .

Ia pun berharap kepada MRP untuk dapat menjadikan hal yang menjadi kekhususan Papua dapat lebih terlihat dan dapat dipromosikan dengan lebih masif.

“Filosofi dana Otsus itu kan memberi kewenangan seluas-seluasnya kepada masyarakat Papua, daerah untuk mengembangkan potensi dengan didukung oleh dana Otsus,” ujarnya.

 

Sementara Markus  Kayoi mengungkapkan bahwa kegiatan penjaringan aspirasi masyarakat tersebut bertujuan mendengar aspirasi masyarakat termasuk unit-unit layanan publik yang dapat merepresentasikan terkait pemanfaatan dana Otsus di Papua.

“Dari kegiatan ini kita akan mendengar pendapat dari masyarakat Papua, baik masyarakat orang asli Papua juga termasuk unit-unit layanan publik, seperti sekolah dan pusat-pusat layanan kesehatan (Puskesmas di Kota Jepura sebagai sampel,” ungkapnya.

Sehingga, nantinya dapat memperoleh gambaran tentang efektifitas pemanfaatan dana otonomi khusus kepada rakyat di bawah melalui unit-unit layanan tersebut.

“Termasuk kepada masyarakat Papua di setiap kelurahan, kita ingin tahu apakah mereka tahu ada dana otonomi khusus yang akan mereka terima di kampung atau tidak,” jelasnya.

“Kalau mereka terima itu bentuknya dalam bentuk dana kesehat atau program. Programnya seperti apa, program apa. Kita ingin mengetahui dalam lima tahun terakhir ini sejak memasuki era otonomi khusus di periode kedua,” sambungnya.

Dengan demikian diharapkan bisa mengetahui dengan jelas sejauh mana kemanfaatan penggunaan dana Otsus di Papua.

Yang kami undang selain dari konstituen kita ini, dari masyarakat biasa, di beberapa kelurahan yang ada di Kota Jeburah, kemudian kami juga mengundang beberapa perwakilan dari Sekolah Dasar (SD), SMP, Puskesmas yang ada di Kota Jayapura, juga kelompok-kelompok masyarakat termasuk beberapa ikatan kekeluargaan.

Hasil penjaringan tersebut akan dikaji lebih lanjut oleh tim ahli di MRP dan akan dibahas dalam rapat-rapat di MRP.

Potensi dimaksud, salah satunya adalah seperti yang diberlakukan di Aceh, Jogja, dan Bali juga, mereka punya kekhususan, seperti penggunaan bahasa daerah setelah bahasa Indonesia oleh “airport announcer” atau “petugas pengumuman” bertugas memberikan informasi penting kepada penumpang melalui sistem pengeras suara (PA) di bandara.

“Mungkin harus digali kekhususan apa di Tanah Papua yang menjadi ciri khas,” jelasnya.

Ditambahkan Kajoi dalam rangkaian ini juga akan dilaksanakan  seminar penelusuran sejarah Injil masuk di Matoapap Kampung Papuma.

Kepada media Jayapura Post Ketua IKBP Pdt Samuel Patay mengatakan kurang lebih  99 tahun masyarakat Kampung Papuma bergumul tentang penelusuran sejarah kampung Papuma.

“Hari ini kami bersyukur penelusuran sejarah dapat ditetapkan dan ini menjadi momentuym baru kerohanian di kampung untuk membawa perubahan masa depan,”

Dirinya berharap melalui GKI Sinode GKI Di Tanah Papua dapat membantu para pendiri untuk menulis sejarah bagi masa depan generasi mendatang.

Senada dengan itu Pdt Jhon Wally dari Sinode GKI Di Tanah Papua menjelaskan berdasarkan literasi sejarah dan  hasil keputusan bersama dapat ditetapkan 22 November 2025 sebagai hari  1 (satu ) Abad Injil Masuk Di papuma

“Kami percaya bersama dengan injil , Papuma senantiasa diterangi oleh Injil dan diberkati menjadi berkat bagi banyak orang,”pungkas Jhon Wally. (Redaksi/Lnny)