Caption : Anak-anak sekolah yang menggunakan noken di lingkungan belajar dan sekolah mereka.
Sentani,–JayapuraPost,com || Sejumlah masyarakat di Kabupaten Jayapura mengharapkan agar Noken Tas Noken dapat digunakan sejak dini oleh anak-anak yang saat ini sedang duduk dibangku sekolah. Selain terlihat indah tetapi memberikan gambaran yang penting dari sisi budaya yang terus dilestarikan dari waktu ke waktu.
Noken Papua sudah menjadi benda warisan budaya dunia yang di patenkan oleh UNESCO sejak 4 Desember 2012 lalu, dan Pemerintah Daerah Kabupaten Jayapura telah melaunchingnyanchingnya sebagai budaya yang dapat di pergunakan oleh siswa sekolah pada setiap hari Kamis di 50 Sekolah di Kabupaten Jayapura. Noken Papua ada berbagai jenis yang saat ini digunakan, ada yang dari tali kulit pohon, kulit anggrek, tali nelon dan levis, tetapi juga ada dari benang rajutan yang di produksi. Noken saat ini mudah di dapati dimana saja karena ada banyak mama-mama Papua yang setiap saat merajut dan menjualnya di berbagai tempat.
Salah satu masyarakat di Sentani, Leonard Sokoy mengatakan, penggunaan noken oleh anak-anak usia sekolah saat ini dan akan terus berlangsung.memberikan gambaran bagi kita semua bahwa pelestarian budaya sedang berlangsung dan wajib untuk di jaga selama kita masih hidup di dunia ini.
Menurutnya, dengan menggunakan noken oleh setiap anak-anak, orang dewasa bahkan seluruh masyarakat di Kabupaten Jayapura, Noken ini menceriterakan keterbukaan hati setiap orang yang menggunakannya, bisa menerima siapa saja dan mampu beradaptasi dimana dia berada. “Segala sesuatu yang kita bawa atau isi didalam noken, pasti terlihat dengan jelas, trasparan dan tidak sembunyi-sembunyi,” ujar Leo sapaan akrabnya saat ditemui di Sentani, Jumat (5/8/2022).
Dikatakan, masih banyak orang yang tidak menggunakan Noken sebagai tas atau alat yang digunakan untuk membawa benda seperti handphone, dompet dan fasilitas yang biasa digunakan setiap saat dalam aktifitas setiap hari. Padahal lebih simple dan ringan ketika membawa noken dibandingkan tas tangan atau tas yang ditenteng.
“ Ada banyak mama-mama papua yang setiap hari berjualan di pinggir jalan, di depan toko bahkan di toko-toko asesories dan café sudah banyak yang menjual noken,” katanya.
Hal senada juga di katakan oleh Rudy Wally, warga masyarakat lainnya bahwa Noken Papua memberikan informasi penggunanya darimana di berasal. Di Papua ada banyak jenis Noken yang digunakan, ada yang dari pegunungan, ada juga yang dari lembah dan yang dari pesisir.
“ Secara umum orang papua semua menggunakan noken yang sama, tetapi ada juga noken dengan jenis-jenis lain berdasarkan asal pengguna noken tersebut. Saudara kita yang dari lapago, kita bisa lihat noken yang besar yang biasa mereka pakai dan lebih sering digunakan oleh kaum perempuan dengan menggantungkan noken di kepala, saudara kita yang daerah meepago, noken yang terbuat dari kulit bunga anggrek, sementara yang dari lembah maupun pesisir noken mereka yang digunakan banyak terbuat dari kulit kayu,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Komunitas Noken Papua, Marshal Suebu mengatakan, Noken Papua saat ini terus dikembangkan sebagai kerajinan tangan khas Papua. Fungsi Noken sendiri ada beragam, bisa digunakan untuk membawa kayu bakar, hasil bumi (kebun) hingga barang-barang belanjaan ketika pulang dari pasar.Penggunaan noken oleh anak-anak usia sekolah sangat baik dan memberikan nilai tersendiri bagi anak tersebut dengan mampu memiliki sebuah noken yang digunakan dalam masa pendidikannya.
”Ketika kita melihat kembali di waktu yang lalu, hanya noken satu-satunya alat yang digunakan dalam membantu seluruh aktifitas kehidupan manusia pada saat itu, termasuk untuk kepentingan pendidikan,” ucapnya. (EW)