Foto : Presiden RI Joko Widodo didampingi Bupati Keerom Piter Gusbager saat meninjau Ladang Jagung di Kabupaten Keerom
KEEROM | Jayapurapost.com – Setelah kembali dari Kabupaten Asmat usai meresmikan Pengembangan Bandar Udara Ewer Distrik Agats Kabupaten Asmat , kini Presiden Joko Widodo melanjutkan kunjungan kerja meninjau langsung ladang jagung yang ada di kawasan Food Estate, Kampung Wambes, Distrik Mannem, Kabupaten Keerom, Provinsi Papua, Kamis, (06/07/2023)
Presiden Joko Widodo saat meninjau didampingi oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Staf Khusus Presiden Billy Mambrasar, Plh. Gubernur Papua Ridwan Rumasukun, dan Bupati Keerom Piter Gusbager
Meskipun sempat diguyur hujan sejumlah masyarakat keerom dengan setia menanti Kehadiran orang Nomor satu di Republik ini untuk mengunjungi lahan jagung yang ada di kawasan Food Estate ini.
Saat melakukan peninjauan Presiden Joko Widodo melihat ada beberapa hal yang bisa diperbaiki agar hasil panennya bisa lebih maksimal.
“Ini adalah jagung yang kita tanam 3 bulan yang lalu, tepatnya 107 hari yang lalu kita ke sini, kita tanam, dan hasilnya ini. Memang ada yang sudah bagus-bagus, gede-gede, tapi juga ada yang masih (kecil) karena terlalu banyak air sehingga tadi dievaluasi dari Pak Menteri pertanian , dari Pak Bupati, dari petani memang paritnya harus lebih dikecilkan jaraknya dari 12 (meter) jadi 5 atau 6 meter,” ujar Presiden kepada sejumlah awak media usai melaksanakan peninjauan.
Ditambahkan Presiden bahwa hal tersebut merupakan hal yang wajar karena ladang tersebut baru pertama kali digunakan dan diolah untuk menanam jagung. Meski demikian, Presiden berharap ladang jagung tersebut diperkirakan dapat menghasilkan panen jagung melebihi standar nasional.
“Kira-kira (hasilnya) 7 ton per hektarenya, karena standar nasionalnya 5,6 ton per hektare, ini sudah 7 (ton) karena memang saya melihat tanahnya sangat subur tapi airnya perlu dikelola dengan baik,” ungkap Presiden.
Presiden juga menyebut bahwa harga jual dari panen jagung di kawasan tersebut cukup tinggi, berkisar Rp5.000-Rp6.000 per kilogram, lebih tinggi dibandingkan harga pokok produksi (HPP).
Menurut Presiden, harga tersebut dapat memberikan keuntungan besar bagi petani.
“Saya kira sudah untungnya gede. Artinya kalau 7 ton per hektare kali Rp6 ribu berarti sudah Rp42 (juta) per hektare. Kalau kita punya 1.000 (hektare) berarti Rp 42 miliar, gede banget untuk hanya 3 bulan atau 100 hari,” jelasnya.
Lebih lanjut, Presiden menyebut bahwa jika produktivitasnya tinggi, lahan jagung tersebut diharapkan bisa untuk memenuhi kebutuhan jagung nasional, khususnya Indonesia Timur.
“Ini untuk Indonesia timur nanti kalau memang ini sudah betul karena produktivitasnya tinggi di atas 7 ton, misalnya masyarakat akan berbondong-bondong pasti akan mau ke sini,” tutur Presiden.
Presiden pun mengatakan akan kembali berkunjung ke Kabupaten Keerom dalam tiga bulan mendatang. Presiden berharap hasil panen berikutnya dari ladang jagung tersebut akan memberikan hasil yang baik.
“Kalau ini nanti saya cek dari jauh bagus, untuk yang 45 hektare nanti bagus, berarti 3 bulan lagi saya ke sini lagi untuk panen,” ucap Presiden.
Ditempat yang sama Piter Gusbager Bupati Keerom memberi Apresiasi atas kunjungan Presiden Republik Indonesia untuk meninjau ladang jagung di Kabupaten Keerom
“Presiden berjanji akan datang kembali ke kabupaten Keerom 3 bulan lagi,kita masih punya cadangan 25 hektar dan 45 hektar yang akan siap dipanen sesuai rotasi musim tanam,Untuk saat ini musim tanam bulan maret sedangkan yang kita panen lalu adalah musim tanam bulan Januari,” jelas Gusbager
Dikatakan Piter ,Jagung dipanen setiap 107 hari atau tiap 3 bulan sesuai faritasnya baru dipanen,Hari ini Presiden tidak memanen hanya mengunjungi masyarakat dan petani di keerom dan memberi motivasi kepada para petani.
Presiden Joko Widono juga berjanji akan memberi Alsintan traktor pengelolan tanah dan penanaman melalui Menteri Pertanian Syahril Limpo
Piter juga menambahkan bahwa untuk mendukung investasi jagung ini akan terintegrasi secara tumpang sari dengan jenis tanaman lain berupa pinang, kelapa jingga dan mangga arum manis yang akan dikombinasikan dalam jalur dan pematang dari jagung ini yang tersedia,juga akan terintegrasi bio flox dengan perikanan air tawar secara bertahap.
Dijelaskan Bupati Keerom bahwa Kelompok tani dikerom sesuai Zona ada sekitar 3 billing yakni Wambes , Yamara dan Pir IV dengan CPCL sekitar 1000- Petani di wilyah manem Arso Timur,
Potensi luas lahan sampai saat ini sekitar 500 hektar dan tahun depan akan dibuka sekitar 25.000 sampai 45 ribu hektar.
“ Perlu disadari dan dipahami bahwa petani Papua bukan Petani di Pulau Jawa yang sudah maju yang memiliki kemampuan dan keterampilan yang memadai. Kita alihkan dari sawit ke jagung dalam volume yang besar,Ini sebuah Inovasi dan perlu intervensi mekanisasi , Intervensi ilmu pengetahuan dan teknis pertanian yang memadai untuk meningkatkan produksi ,” ungkap Piter Gusbager
Seperti diketahui Jagung yang dipanen Menteri Pertanian dan petani yang didapat dari 2 hektar sebesar 15 ton dari rata rata nasional.