AGAMA  

Rayakan HUT ke-27, Ketua MADA GGP Papua Ajak Jemaat Hidup Dalam Kekuatan Injil Dan Bersatu Menjadi Berkat Bagi Tanah Papua

Ketua MADA GGP Papua:Usia 27 tahun bukan perjalanan yang singkat. Banyak tantangan, pergumulan, bahkan penolakan yang kita hadapi, tetapi Firman Tuhan tetap menjadi kekuatan yang menegakkan langkah kita.

JAYAPURA, Jayapura Post.Com  — Suasana sukacita dan penuh rasa syukur mewarnai perayaan Hari Ulang Tahun ke-27 Majelis Daerah (MADA) Gereja Gerakan Pentakosta (GGP) Papua.

Ibadah syukur yang  dipimpin oleh Ketua Wilayah Mada Papua Pdt Bayus Begre dalam kotbahnya mengingatkan jemaat bahwa keberadaan GGP hingga berusia 27 tahun adalah bukti nyata dari kuasa dan anugerah Tuhan.

“Kalau hari ini kita masih berdiri, itu bukan karena kekuatan manusia, tetapi karena kasih karunia Tuhan yang memampukan. Hanya karena kuasa Tuhan, GGP bisa ada dan terus melayani sampai hari ini,” ujarnya.

Ibadah Syukur semakin khidmat dengan lantunan lagu lagu pujian yang menambah kekhusukan ibadah bahkan di akhir Ibadah dilaksanakan Pemotongan Kue Ultah Ke 27 yang langsung diserahkan oleh Ketua MADA GGP Papua kepada Istri -istri Mantan Pendiri GGP Di Tanah Papua . .

Pdt Bayus Bagre Ketua wilayah  satu yg mencakupi kota jayapura,kabupaten jayapura,kabupaten kerom,kabupaten sarmi kabupaten mamberamo raya berharap Perayaan HUT Ke 27 GGP DiTanah papua  tidak hanya sebatass  mengenang perjalanan panjang GGP di Tanah Papua, tetapi juga menjadi momentum rohani untuk memperbaharui komitmen jemaat agar terus hidup sesuai dengan Injil Kristus.

 

Sementara itu  Ketua MADA GGP Papua Pdt Fransiskus Esa,SH menyampaikan pesan mendalam kepada seluruh jemaat dan pelayan Tuhan di berbagai wilayah Papua agar tidak melupakan dasar dari berdirinya GGP, yakni kuasa dan kebenaran Firman Allah.

“Hari ini adalah hari yang sangat istimewa bagi kita semua. Usia 27 tahun bukan perjalanan yang singkat. Banyak tantangan, pergumulan, bahkan penolakan yang kita hadapi, tetapi Firman Tuhan tetap menjadi kekuatan yang menegakkan langkah kita.

Tema kita tahun ini ‘Injil Allah adalah Kekuatan Kita’ menjadi pengingat bahwa tanpa Injil, tidak ada GGP di Papua,” tegasnya

.

Dalam perayaan tersebut juga dibacakan kembali sejarah berdirinya GGP di Tanah Papua. Fakta menarik terungkap bahwa kehadiran GGP di Papua tidak dimulai dari perkenalan langsung antarjemaat, melainkan melalui sebuah buku tentang ajaran GGP yang diberikan oleh Bapak Piter Kamban kepada Bapak Guru Julian Menanti.

Buku tersebut kemudian digumuli dalam doa dan persekutuan oleh beberapa tokoh awal GGP di Papua, yakni Pdt. Klemens Paiki, Pdt. Julian Menanti, Pdt. Marthin Munua, Pdp. Valen Waimbo, dan Hamba Tuhan Fransiskus Esa selama kurang lebih tiga tahun. Dari pergumulan inilah, api pelayanan GGP mulai menyala di tanah yang penuh berkat ini.

Langkah iman itu kemudian dilanjutkan oleh Pdt. Marthin Munua, yang berangkat ke Jakarta dan beribadah di Jemaat GGP Eklesia Kramat Pulo. Dari sana, keyakinan tumbuh bahwa pelayanan GGP sangat relevan untuk dikembangkan di Papua.

Peresmian GGP di Tanah Papua akhirnya dilakukan oleh Dr. Hiskia Suwitnyo, Ketua Litbang Majelis Pusat GGP, yang meresmikan dua jemaat pertama yaitu GGP Bukit Zaitun dan GGP Ayalon. Pendaftaran resmi GGP di Kantor Wilayah Kementerian Agama Papua kemudian dilakukan oleh Pdt. Bayus Bagre dan istrinya, Lince Munua Bagre.

Pdt Fransiskus Esa  mengajak seluruh jemaat untuk kembali kepada kekuatan Injil sebagai sumber utama pertumbuhan iman dan pelayanan.

 

Ia menegaskan bahwa kekuatan GGP bukan terletak pada jumlah jemaat atau bangunan megah, melainkan pada ketaatan terhadap firman Tuhan dan kesetiaan dalam pelayanan.

“Kekuatan GGP bukan pada banyaknya jemaat atau besar kecilnya gereja, melainkan pada sejauh mana kita hidup dalam Injil dan mempraktikkan kasih Kristus dalam keseharian kita,” ujarnya.

“Mari kita jaga kesatuan tubuh Kristus di Papua ini. Jangan biarkan perbedaan pandangan atau latar belakang memecah kita. GGP lahir dari pergumulan, dan kita dipanggil untuk terus berjuang membawa terang Injil di setiap suku, kampung, dan kota,” tambahnya.

Ketua MADA GGP Papua berharap  agar GGP ke depan semakin kuat dalam pelayanan, bertumbuh dalam iman, dan berdampak dalam kasih.

Ia mengingatkan agar  generasi muda GGP dapat mengambil bagian aktif dalam mengembangkan pelayanan di era modern tanpa kehilangan jati diri rohani.

“Kita tidak boleh berhenti hanya pada sejarah. Generasi muda harus bangkit, memegang Injil sebagai dasar hidup, dan melanjutkan tongkat estafet pelayanan. Tuhan memanggil kita untuk menjadi terang di tengah dunia yang gelap,” katanya penuh harapan.

Perayaan HUT ke-27 MADA GGP Papua bukan hanya menjadi ajang nostalgia sejarah pelayanan, tetapi juga menjadi momentum untuk memperbaharui komitmen bersama agar GGP semakin solid dan berdampak bagi masyarakat Papua.

Dengan semangat Injil yang menjadi kekuatan, GGP Papua bertekad untuk terus menghadirkan terang Kristus — dari gunung hingga pesisir, dari kota hingga pelosok — sebagai bukti nyata bahwa Firman Allah tetap hidup dan bekerja di Tanah Papua (Redaksi/Lnny)