Ribuan peserta KMAN VI ketika membunyikan alat musik Fu dari Bambu, tanda pembukaan KMAN VI ditanah TABI, Papua.
SENTANI- Jayapurapost.com || Setelah ribuan peserta Kongres Masyarakat Adat Nusantara ke Enam (KMAN VI) memasuki lokasi Stadion Barnabas Youwe (SBY) Sentani Kota Kabupaten Jayapura Provinsi Papua, seremonial Pembukaan KMAN VI pun dimulai.
Acara diawali dengan devile setiap kontingen yang berasa dari masing – masing Suku se – Nusantara, dan di lanjutkan dengan Doa yang dibawakan oleh Pdt. Albert Yoku selaku Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Jayapura.
Usay doa, dilanjutkan dengan atraksi tarian kolosal oleh 250 pelajar yang ada di Kabupaten Jayapura. Sambutan hangatpun terlihat dari sejumlah peserta KMAN VI dan tamu undangan yang hadir padar acara pembukaan tersebut.
Bupati Jayapura. Mathius Awoitauw, SE M.Si., dalam sambutan menyampaikan, bahwa kegiatan KMAN VI ini dibarengi dengan beberapa kegiatan pesta adat lokal lainnya yang setiap tahun dilaksanakan di Kabupaten Jayapura.
“Adapun kegiatan pesta adat yang dilakukan diantaranya Festifal Danau Sentani (FDS), Kebangkitan Masyarakat Adat (KMA) dan juga pada bulan ini juga di lakukan acara Syukuran 10 tahun Kepempinan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Jayapura,” ucap Awoitauw.
Sambutan Gubernur Papua. Lukas Enembe, S.IP., yang diwakili oleh Asisten III Sekda Provinsi Papua. Yorgemes Derek Hegemur., S.H., M.H., mengatakan Pemerintah Provinsi Papua menyambut baik Pelaksanaan KMAN VI serta menyampaikan selamat datang kepada Duta – Duta Nusantara pada kegiatan Kongres Masyarakat Adat Nusantara ke Enam di Tanah TABI, Papua.
“Provinsi Papua memiliki rentang budaya yang kuat yaitu undang – undang Otonomi Khusus rentang Provinsi Papua, peserta KMAN akan memberikan kepastian bagi kita terhadap nilai-nilai dan norma – norma budaya dan hasil karya kita, dalam berbagai bentuk lagu, tarian, ukiran dan patung dan juga yang lainnya,”
Ditambahkan, Hegemur., Papua memiliki wilayah adat yang dibagia dalam 7 wilayah adat, dan itu melaksanakan perencanaan pembangunan di Tanah Papua.
Sekjen AMAN. Rukka Sombolinggi., dalam kesempatannya juga menyampaikan sambutan dalam kegiatan Pembukaan KMAN VI, mengatakan., Sampai saat ini pembukaan KMAN VI di Tanah Tabi Papua, kita masyarakat adat seluruh Indonesia sudah tidak punya peta wilayah adat lebih dari 20 juta hektar,hampir semuanya telah diterima oleh Pemerintah tetapi belum dapat pengakuan yang sah.
“Kita, masyarakat adat telah membuktikan diri selama pendemi banyak jawaban yang telah kita terima bahwa wilayah adat yang masih berdaulat, mandiri dan sejahtera, dan terkontrol dan kita makan dari wilayah adat itulah wilayah yang paling aman selama tragedi pandemi,” tegas Rukka
Masyarakat adat yang kahabya telah di olah oleh Perusahan Sawit dan kota – kota besar itu yang tidak mampu hadapi tragedi pandemi yang terjadi sampai saat ini, pungkas Sombolinggi.
Rukka, juga mengaskan, bahwa satu hal yang perlu kita banggakan bahwa pelaksanaan KMAN VI di Papua, baru terjadi di Indonesia bahwa Papua dari ufuk Timur yang telah menerima kodefikasi pengakuan oleh Pemerintah tentang masyarakat Adat yaitu Kampung Adat dan Hutan Adat.
“Dengan pelaksanaan Kongres Masyarakat Adat Nusantara ke Enam di tanah TABI Papua, kiranya dapat menghasilkan keputusan – keputusan yang benar bermanfaat bagi Masyarakat Adat se Nusantara ke depannya,” tutup Sombolinggi. (DaniEl)