JAKARTA, JayapuraPost.com —Langit Jakarta sore itu menjadi saksi momen bersejarah bagi Tanah Papua.n Di Istana Negara, Rabu (8/10/2025), Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto secara resmi melantik Mathius D. Fakhiri dan Aryoko Rumaropen sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Papua periode 2025–2030.
Upacara pelantikan yang direncanakan pukul 15.00 WIB turut dihadiri jajaran Kabinet Indonesia Maju, pimpinan lembaga tinggi negara, serta tokoh masyarakat dan adat dari Papua.
Kedua pemimpin baru Papua, Mathius Fakhiri dan Aryoko Rumaropen, datang lebih awal bersama keluarga. Mereka mengikuti gladi bersih dan meninjau kesiapan prosesi dengan cermat.
Sikap sederhana namun disiplin itu mencerminkan karakter kepemimpinan yang siap bekerja keras dan memegang teguh amanah rakyat.
Prosesi Pelantikan ini menandai dimulainya era baru pemerintahan Papua, di bawah duet kepemimpinan yang diharapkan mampu membawa perubahan nyata bagi rakyatnya.
Pelantikan ini juga menjadi momentum transisi kepemimpinan yang mulus, setelah masa jabatan Penjabat Gubernur Agus Fatoni berakhir.
Dalam pesannya, Agus Fatoni menekankan pentingnya menjaga profesionalisme ASN di tengah perubahan.
“Transisi kepemimpinan tidak boleh menimbulkan kekosongan fungsi pemerintahan. ASN harus tetap solid, profesional, dan menjaga pelayanan publik,” tegasnya.
Sementara bagi Presiden Prabowo, pelantikan ini memiliki makna lebih dari sekadar seremonial kenegaraan. Ia melihatnya sebagai simbol keberlanjutan agenda pembangunan nasional, sekaligus ujian kedewasaan demokrasi di Papua.
Pemilihan Gubernur Papua 2024 sebelumnya diwarnai dinamika politik dan proses hukum di Mahkamah Konstitusi, hingga akhirnya digelar pemungutan suara ulang (PSU) yang berjalan aman dan damai.
Kondisi ini membuktikan bahwa Papua telah menapaki fase baru dalam konsolidasi demokrasi dan stabilitas politik.
Usai dilantik, Gubernur Papua Mathius D. Fakhiri memberikan pernyataan pertama yang sarat pesan moral dan arah kebijakan ke depan.
Dengan nada tegas dan penuh kerendahan hati, ia menegaskan bahwa jabatan yang diembannya bukan sekadar prestise politik, melainkan tanggung jawab moral kepada seluruh rakyat Papua.
“Pelantikan ini bukan akhir dari perjuangan, tapi awal dari pengabdian. Kami hadir untuk semua orang Papua tanpa kecuali,” ujar Fakhiri di hadapan awak media.
Ia menekankan bahwa pemerintahan yang akan dijalankan bersama Wakil Gubernur Aryoko Rumaropen berlandaskan kolaborasi lintas sektor dan transparansi publik.
“Papua tidak bisa dibangun oleh satu pihak saja. Pemerintah provinsi, kabupaten, tokoh adat, agama, pemuda, dan dunia usaha harus berjalan seiring. Kalau semua bersatu, Papua pasti maju,” ujarnya.
Pelantikan Fakhiri–Rumaropen menandai awal babak baru Papua menuju tata kelola pemerintahan yang lebih stabil, inklusif, dan berorientasi pada kesejahteraan rakyat.
Keduanya bertekad untuk memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM), memperbaiki infrastruktur, serta memastikan pengelolaan keuangan daerah yang bersih dan akuntabel.
Dengan dukungan penuh dari Presiden Prabowo dan pemerintah pusat, serta semangat persatuan masyarakat Papua, duet kepemimpinan baru ini diharapkan mampu membawa Papua melangkah sejajar dengan provinsi lain di Indonesia.
“Kami ingin menjadikan Papua rumah yang damai, sejahtera, dan bermartabat bagi semua anak bangsa,” pungkas Gubernur Mathius Fakhiri.
(Redaksi/Lnny)