
JAYAPURA – Jayapura Post.Com – Keberadaan Wanita Hindu Dharma Indonesia telah memberikan warna tersendiri bagi bangsa Indonesia disegala bidang pembangunan.
Hal ini diungkapkan Ketua Umum WHDI Wikanti Yogi,S.Ag.,M.Si dalam sambutannya yang dibacakan Ketua WHDI Provinsi Papua Ni Ketut Kebeningsih,S.Pd.,M.M.Pd di Acara Puncak Peringatan HUT Ke XXXVII WHDI Tingkat Provinsi Papua pada Minggu Pagi (16/02/25) di Wantilan Pura Agung Surya Bhuvana Skyline .
Wiganti Yogi menyampaikan untuk melahirkan perempuan Hindu yang cerdas dan berdaya maka segala hambatan bagi perempuan harus dapat disingkirkan baik dalam rumah tangga ,ruang publik dalam berbagai sektor pembangunan.
“Di momen HUT WHDI Ke 37 ,organisasi ini harus mampu mengambil langkah langkah strategis guna mewujudkan perempuan Hindu yang unggul,maju serta dapat menyesuaikan diri tanpa kehilangan jati dirinya sendiri,” ujarnya.
Disebutkannya,ada 3 pesan penting yang harus dimaknai dalam rangka menciptakan Wanita Hindu yang cerdas, dan berdaya diantaranya perlu dilakukan konsolidasi ke seluruh kekuatan WHDI dalam memantapkan visi dan komitmen , memantapkan pelaksanaan AD/ART serta membuat program yang terukur guna menciptakan organisasi yang berkualitas.
“ Tingkatkan SDM perempuan Hindu untuk berkiprah bagi masyarakat dan bangsa guna mendidik generasi penerus bangsa menjadi agen perubahan ,”pungkasnya.
Acara ini turut dihadiri oleh Ketua PHDI Provinsi Papua I Komang A Wardana,Pebimas Hindu Kanwil Kemenag Papua, Pinandita ,LPDG Papua,BDDN Papua,Ketua PHDI Dan WHDI Kota dan Kabupaten Jayapura dan Keerom,serta ketua ketua kelembagaan Hindu Di Kota Jayapura.
I Komang A Wardana menyebutkan WHDI merupakan mitra kerja PHDI yang selalu bergandengan tangan agar pembinaan umat dapat terlaksana dengan baik.
“ Kami PHDI Provinsi Papua memberi apresiasi atas langkah langkah yang dibuat WHDI Provinsi Papua ,Kota dan kabupaten dalam memberi peran wanita Hindu dalam menjaga keberagaman Pemberdayaan Budaya Lokal Papua ,”ujar Ketua PHDI Papua.
Lanjutnya,sebagai bagian dari bangsa yang kaya akan budaya lokal,WHDI telah menunjukan eksistensinya dalam pemberdayaan budaya lokal seperti hari ini (red:minggu) melaksanakan lomba memasak Papeda yang merupakan kuliner budaya Papua.
Dirinya berharap,WHDI akan terus mengembangkan potensinya dalam pemberdayaan budaya lokal seperti pelestarian seni budaya lokal yang mengandung nilai nilai spiritual,pengembangan program pemberdayaan bagi wanita Hindu ,mendorong pendidikan dan ekonomi kreatif berbasis budaya lokal serta bersinergi dalam tradisi keagamaan dengan mengangkat kearifan lokal Papua guna tercipta harmoni antara ajaran Hindu dan budaya Papua.
“Pentingnya memperkuat semangat kebersamaan antara wanita Hindu sehingga saya berharap WHDI semakin berkembang dan menunjukan kontribusinya tidak hanya bagi umat Hindu Saja tetapi bagi seluruh masyarakat Papua dan Indonesia pada umumnya,” harap I Komang A Wardana.
Dikesempatan yang sama Ketua WHDI Provinsi Papua Ni Ketut Kebeningsih,S.Pd.,M.M.Pd mengungkapkan HUT WHDI Ke 37 tahun yang diperingati setiap tanggal 12 Februari telah dilalui dengan pelaksanaan berbagai lomba dan puncaknya di tanggal 16 Februari ini.
“Tujuan HUT Ke 37 ini untuk menjalin silahturahmi antara pengurus dan anggota baik yang ada di Provinsi maupun kota dan Kabupaten yang ada di Provinsi Papua.”terang Ni Ketut Kebeningsih.
Dijelaskannya WHDI Provinsi Papua menaungi keanggotaan di 5 Kabupaten kota diantaranya Kabupaten Jayapura,Keerom ,Biak,Yapen dan Kota Jayapura.
Ni Ketut berharap di usia 37 tahun wanita Hindu semakin cerdas dan berdaya dalam meningkatkan kualitas dirinya untuk membina generasi muda penerus bangsa .
“Semoga wanita hindu semakin jaya ,berdaya dan selalu mengikuti iven di kota jayapura serta bersinergi dengan PHDI baik Provinsi ,Kota dan Kabupaten,”bebernya kepada sejumlah awak media usai Perayaan Puncak HUT WHDI .
Diketahu jelang perayaan HUT WHDI XXXVII telah dilaksanakan berbagai kegiatan lomba diantaranya pencanangan HUT,Pemeriksaan Kesehatan bekerjasama dengan Puskesmas Kwano Kotaraja dan lomba lomba diantaranya membuat pejati utk ibu ibu,lomba membuat ketupat dari bapak bapak ,lomba membuat klakat tempat menaruh sesaji dari anak anak pasraman santi ni ketan kota Jayaputa,membuat canang sari utk remaja putri,membuat kuwangen dari anak putri,membuat porosan utk anak remaja putra,lomba kelereng ,ziarah ke TMP ,kunjungam kasih ke sesepuh umat hindu , dan Lomba memasak makanan Khas Papua yakni Papeda.
Lomba Memasak Makanan Khas Papua diikuti oleh 3 tim yakni tempek Jayapura,Tempek Abepura dan Tempek Base G
Dari hasil penilaian juri maka yang keluar sebagai Juara Pertama adalah tempek abepura, Juara II Tempek Base G dan Juara III diraih oleh tempek Jayapura.
Kepada Media ini NI Made Karmiasih selaku ketua tem lomba mengatakan Lomba memasak Makanan Khas Papua dilaksanakan untuk melestarikan kuliner Papua yang murah ,meriah tetapi memiliki nilai gisi yang baik.
“Yang dinilai dari lomba ini adalah nilai estetika, keunikan penampilan,proses pembuatannya,kebersihannya,dan kekompakan tim yang dilaksanakan dengan durasi satu jam ,”beber Ketua Tim Lomba.
Ia berharap melalui lomba ini dapat meningkatkan kreasi para ibu ibu sekaligus memberikan edukasi dalam meningkatkan taraf ekonomi dalam keluarga. (Redaksi/Lnny)