JAYAPURA, Jayapurapost.com – Pemerintah Provinsi Papua melalui Dinas Kesehatan menggelar pertemuan koordinasi dan konsultasi teknis untuk Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) Pneumonia dan Diare Tahun 2025. Acara yang berlangsung di Lantai 2 Hotel Horison Kotaraja ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan (17/02), termasuk perwakilan dinas kesehatan, rumah sakit, Bappeda, Biddokkes Polda Papua, serta mitra pembangunan nasional dan internasional.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Dr. Arry Pongtiku, mengungkapkan bahwa pneumonia dan diare masih menjadi dua penyebab utama kematian bayi dan balita di Indonesia, termasuk di Papua. “Setiap tahunnya, pneumonia menyebabkan sekitar 19.000 kematian anak di Indonesia, sedangkan diare menjadi penyebab utama kedua kematian bayi usia 29 hari hingga 11 bulan. Situasi ini memerlukan pendekatan multisektor yang lebih efektif,” ujarnya.
Dalam menghadapi tantangan ini, Dr. Arry menekankan pentingnya optimalisasi teknologi digital dalam layanan kesehatan, serta penguatan sistem surveilans untuk meningkatkan deteksi dini dan respons cepat terhadap kasus pneumonia dan diare. Menurutnya, kerja sama lintas sektor akan menjadi faktor utama keberhasilan program ini.
UNICEF, yang turut hadir dalam pertemuan ini, melalui perwakilannya Dokter Ratih, menegaskan komitmen mereka dalam mendukung Dinas Kesehatan Papua. “Pendekatan yang dilakukan dalam penyusunan RAD ini bersifat strategis dengan intervensi yang bisa langsung dijalankan oleh masing-masing lintas sektor. Tidak diperlukan anggaran khusus, kecuali jika ada kebijakan tambahan yang mendukung langkah-langkah baru dalam program ini,” jelasnya.
Saat ini, target nasional menargetkan angka kematian akibat pneumonia kurang dari satu persen per seribu kelahiran hidup pada 2030, begitu juga dengan angka kematian akibat diare. Meski demikian, Papua masih menghadapi kendala dalam pengumpulan data yang akurat, dengan baru tiga kabupaten yang melaporkan data resmi terkait kasus pneumonia dan diare.
Kegiatan ini difasilitasi oleh Yayasan Gapai Harapan Papua dengan dukungan berbagai pihak yang berkontribusi dalam perencanaan serta pelaksanaan program kesehatan di wilayah ini. Dengan adanya sinergi yang kuat antara pemerintah, mitra pembangunan, dan organisasi terkait, diharapkan angka kematian akibat pneumonia dan diare di Papua dapat ditekan secara signifikan dalam beberapa tahun mendatang.