WARNING CALEG NON OAP, SEJUMLAH ONDOFOLO TEGASKAN JANGAN PILIH YANG LAKUKAN POLITIK UANG

(Caption Foto ): Nampak Ondofolo Kampung Sereh Yanto Khomlay Eluay, didampingi Ketua LMA Kabupaten Jayapura Maurits Felle, Yo Ondofolo Kampung Babrongko Ramses Wally, Penggagas Nasib Caleg Bhuyakha (Sentani) Melky Suebu, Ondofolo Kampung Doyo Lama Naftali Nukuboy, Ondofolo Kampung Atamali Septinus Ibo, Ondofolo Kampung Homfolo Anderson Tokoro, Ondofolo Hiho Yahim Willem Felle dan Ondofolo Klebluouw Harly Ohei, ketika memberikan keterangan pers, di Obhe Heleybhey Wabouw Obhey Sereh, Kampung Sereh, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Sabtu, 10 Februari 2024

 

*Ondo Yanto Eluay: Jangan Main-main Soal Politik Uang

SENTANI   |  JAYAPURAPOST.Com – Kontestasi pemilihan umum (Pemilu) Serentak Tahun 2024, yakni pemilihan legislatif (Pileg) yang kompetitif dan kompleks dianggap membuat praktik politik uang (money politics) kian rawan. Salah satu titik yang paling rawan ialah ketika hari tenang dan saat pencoblosan atau sering disebut serangan fajar.

Karena Fenomena politik  uang atau money politic masih menjadi ancaman serius menjelang pesta demokrasi Pemilu Serentak Tahun 2024. Terkait pengawalan Pemilu 2024 pada 14 Februari nanti, sejumlah Ondofolo dari wilayah hukum adat Bhuyakha (Suku Sentani) berkumpul dan melakukan pertemuan di Obhe Heleybhey Wabouw Obhey Sereh, Kampung Sereh, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Sabtu, 10 Februari 2024.

Dalam pertemuan tersebut, sejumlah Ondofolo dengan tegas menolak dan mengecam keras soal praktek “Money Politics” atau politik uang dalam pesta demokrasi Pemilu Serentak 2024 yang akan berlangsung pada 14 Februari mendatang.

“Sebenarnya kegiatan (pertemuan) ini untuk menyikapi, bahwa yang membuat terjadinya perbedaan itu adalah money politics (politik uang). Ini kita sama-sama tau adalah masalah klasik. Dan kita semua paham, bahwa orang yang punya duit (uang) banyak atau punya kekuatan finansial, maka dia akan mendapatkan suara yang banyak juga,” ujar Ondofolo Kampung Sereh, Yanto Khomlay Eluay ketika memberikan keterangan pers, di Obhe Heleybhey Wabouw Obhey Sereh, Kampung Sereh, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Sabtu, 10 Februari 2024.

Untuk diketahui, dalam pertemuan itu selain dihadiri Ondo Yanto Eluay, juga dihadiri Ketua LMA Kabupaten Jayapura Maurits Felle, Yo Ondofolo Kampung Babrongko Ramses Wally, Penggagas Nasib Caleg Bhuyakha (Sentani) Melky Suebu, Ondofolo Kampung Doyo Lama Naftali Nukuboy, Ondofolo Kampung Atamali Septinus Ibo, Ondofolo Kampung Homfolo Anderson Tokoro, Ondofolo Hiho Yahim Willem Felle dan Ondofolo Klebluouw Harly Ohei.

“Bahkan dia bisa membeli suara dari masyarakat (adat) asli Papua dari praktek-praktek money politics. Akhirnya, mereka pun bisa mencapai tujuan mereka untuk menjadi anggota DPR. Saya kita itu salah satu hal atau faktor penting sekali bagi kami yang duduk hari ini lakukan pertemuan, untuk berbicara tentang hal (politik uang) itu,” kata Ondo Yanto Eluay sapaan akrabnya.

“Kami sebagai masyarakat adat asli Papua, yang maju sebagai (calon) anggota DPR ini kalah dalam hal perolehan suara. Kenapa seperti itu, karena kami kalah dari sisi kekuatan finansial yang sangat lemah atau tidak terlalu banyak. Semangat ingin duduk di DPR, untuk memperjuangkan dan juga menyuarakan suara atau aspirasi masyarakat itu tidak kesampaian, karena tidak berhasil duduk di DPR. Tetapi, saudara-saudara kita yang punya duit atau kekuatan finansial bisa duduk di DPR, karena mereka bisa beli suara dimana-mana,” tambahnya.

Ondo Yanto Eluay menuturkan, apa yang hari ini kita bicarakan, untuk menyikapi bagaimana masyarakat Papua khususnya anak-anak Suku Sentani bisa duduk di DPR. Hal ini hampir rata-rata kekuatan finansial tidak ada.

“Jadi, mereka (anak-anak Suku Sentani) sangat risau sekali. Bahwa, besok ini mereka tidak akan mendapatkan suara untuk duduk di DPR. Komitmen yang kami buat di hadapan teman-teman awak media, bahwa kita sudah sama-sama berkomitmen untuk menjaga pemilu ini tetap aman dan damai, jangan ada yang coba-coba bermain money politics untuk membeli suara dari masyarakat. Biarlah masyarakat memilih wakilnya secara sadar dan tulus, itulah harapan kami semua yang ada disini,” tuturnya.

“Kami rasa-rasanya, bahwa hari ini kita tidak bisa menduduki jabatan DPR. Karena kita kalah kekuatan finansial dari mereka. Akhirnya, kita punya mama, bapa dan adik-adik kita yang ada di kampung, itu suaranya di kasi ke saudara-saudara kita dari (caleg) Non OAP. Karena saudara-saudara kita ini memiliki kelebihan uang dan dapat membeli suara di kampung-kampung. Inilah yang mendasari kita untuk menyikapi atau menanggapi persoalan ini,” sambung pria yang juga Ondofolo Besar Suku Sentani.

Ondo Yanto Eluay mengingatkan kepada masyarakat (adat) asli OAP khususnya Suku Sentani agar tidak memilih calon anggota legislatif atau partai politik yang melakukan money politics atau politik uang.

Menurutnya, caleg-caleg dari Non OAP yang melakukan politik uang itu cukup menciderai tatanan demokrasi di Indonesia, khususnya di Papua.

“Cukup banyak para caleg Non OAP belakangan ini yang terang-terangan melakukan money politics demi meraih banyak suara pada pemilu tahun ini. Mereka duduk di DPR juga tidak bikin apa-apa. Jadi, jangan main-main dengan hal ini. Nanti kami bisa sikapi lebih tegas lagi, kalau masih main-main dengan money politics,” tutur pria yang juga salah satu Tokoh Adat Papua dari Wilayah Adat Tabi ini dengan nada tinggi dan keras dihadapan sejumlah Ondofolo se- Wilayah Bhuyakha (Sentani).

Karena itu, dirinya meminta kepada seluruh masyarakat adat OAP yang ada di kampung-kampung agar jangan mau suaranya dibeli dengan uang. “Jadi, hari ini kami bicara dengan tegas kepada para caleg dari saudara-saudara kita Non OAP. Supaya jangan lagi menggunakan uangmu untuk membeli suara masyarakat kampung,” pintanya dengan tegas.

Jika masih ada caleg-caleg yang menggunakan politik uang, Ondo Yanto Eluay meminta kepada oknum-oknum terkait, yang telah terang-terangan bermain money politic dalam Pemilu 2024 ini. Alangkah baiknya tetap menjalankan profesinya sebagai seorang pengusaha saja. Ketimbang menjadi seorang politisi dengan membeli suara rakyat, kemudian tidak menunjukkan kinerjanya sebagai wakil rakyat.

Ondo Yanto Eluay juga memprediksi praktek money politics dengan cara melakukan “serangan fajar”, itu masih akan terjadi pada pagi hari menjelang pemungutan suara dalam pelaksanaan pesta demokrasi Pemilu 2024.

“Sekali lagi, kami sampaikan dengan tegas agar jangan lagi mengambil hak-hak kami. Karena kita tahu, bahwa kita juga punya kekurangan dan kita membutuhkan ruang. Tetapi, tidak dengan cara-cara seperti politik uang itu. Berilah edukasi politik yang baik kepada masyarakat, jangan lagi kasi-kasi uang, untuk beli beli suara,” tegasnya.

“Seharusnya, mereka berikan pendidikan politik untuk menolak uang atau apa pun bentuk money politic yang diberikan,” kata pria yang juga salah satu Tokoh Adat di Wilayah Tabi ini. (Fan)